Diantara suku - suku yang beragam di indonesia , terdapat salah satu suku yang sangat unik dalam merawat nenek moyang atau leluhur mereka , yang akan kita kupas kali ini adalah suku toraja .
Suku Toraja yang mendiami lembah bergunung-gunung yang berjarak 350 kilometer dari Makassar terkenal dengan upacara kematiannya yang unik. Selain Rambu Solok, Suku Toraja juga memiliki upacara mengenang jasad kerabatnya yang meninggal terlebih dahulu.Setiap beberapa tahun sekali penduduk menggali kembali kuburan kemudian memandikan dan memakaikan baju pada mayat. Mayat kemudian diajak berjalan mengelilingi desa, ritual inilah yang dinamakan Manene.
Tradisi unik sekaligus mengerikan ini di lakukan setiap 3 tahun sekali pada bulan Agustus, tapi ada juga yang melakukannya tiap tahun, namun ada yang pula yang melaksanakan hingga enam tahun sekali. Semua tergantung dari kesepakatan penduduk dan pastinya semuanya seragam akan melaksanakannya sedang mengalami masa panen.
Ritual ini tidak boleh di lakukan sebelum masa panen,ada kepercayaan hal ini akan mebuat sawah-sawah dan ladang yang mereka miliki akan mengalami kerusakan karena di serang oleh hama seperti tikus dan ulat dengan secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kerugian bagi masyarakat atau musibah paceklik.
proses acara ritual dimulai dengan mengeluarkan peti-peti dari patane-rumah makam keluarga. Peti kayu beraneka ukuran dan warna tersebut ditutup dengan kain yang berbeda. Warna merah melambangkan status sosial tertinggi. Untuk mengenakan warna tersebut, keluarga si mati harus memotong sedikitnya tujuh ekor kerbau pada saat rambu solok.
Setelah itu, penduduk desa mengeluarkan jenazah dan mengganti busana yang melekat di tubuh si mati dengan yang baru. Keluarga memperlakukan tubuh yang kaku tersebut seolah-olah masih memiliki nyawa. Di sela-sela pembersihan, kerabatnya kerap mengajak bicara dan tak jarang mencium jazad tersebut. Mereka memperlakukan seakan-akan si mati tetap menjadi bagian keluarga besar. Tubuh si mati kemudian diberi baju baru dan kadang disisir jika masih memiliki rambut. Beberapa mayat terlihat masih utuh karena sebelum dikubur dicampur dengan ramuan pengawet.
Berawal Dari Menghargai Mayat
Sejarah ritual Ma’nene ini sendiri berawal ketika seseorang pemburu bernama pong rumsek memasuki sebuah hutan di pegununggan Balla, di sana dia menemukan sebuah jasad manusia yang telah meninggal dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Oleh Pong, jasad itu dibawanya dan dikenakan pakaian yang layak untuk dikuburkan di tempat aman.
Menurut pengakuan warga , semenjak dia melakukan hal tersebut tanaman pertanian milikinya panen lebih cepat dari waktu biasanya. Bukan itu saja sewaktu berburu di hutan pemuda tersebut sering bertemu dengan arwah yang di rawatnya dan kerap membantu pong dalam berburu sehingga dia selalu mendapatkan buruanya dengan mudah.
Hal ini semakin memperkuat kepercayaan bahwa jasad orang yang telah meninggal pun perlu di rawat dan di hormati, meskipun jasad tersebut sudah tidak berbentuk lagi. Mulai sejak itu masyarakat disana memberi amanah untuk penduduk Baruppu untuk melestarikan tradisi unik ini, dan terbukti hingga saat ini tradisi tersebut tetap berjalan dan mencengangkan banyak orang-orang sampai wisatawan asing pun pensaran ingin melihat secara langsung ritual Manene.
itulah salah satu keaneka ragaman suku - suku di indonesia .
No comments:
Post a Comment